BAHRI BANTEN REBORN.NET
sampang- karang Taruna Jrengik Matangkan Tiga Agenda Sosial Sambut HUT ke-80 RI Di tambak ikan Desa Asemnonggal, suara pemuda terdengar pelan namun tegas. Bukan sekadar bincang santai, senin pagi (21/07/2025) menjadi momentum penting bagi Karang Taruna Kecamatan Jrengik dan Karang Taruna desa-desa untuk menyusun agenda sosial menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Dihadiri pengurus serta anggota Karang Taruna Desa se-Kecamatan Jrengik. Bersama Ketua Karang Taruna Jrengik, Nuryanto, forum tersebut menyepakati tiga poin utama yang akan menjadi fokus kegiatan:
Pertama, Persiapan peringatan 17 Agustus. Kedua, pelaksanaan sunat massal gratis bekerja sama dengan Klinik Qonaah, Kemudian yang terakhir, bakti sosial bertahap yang menyasar setiap desa di Kecamatan Jrengik.
Ketiganya bukan hanya agenda, tapi juga bentuk nyata komitmen pemuda desa dalam membangun lingkungan yang lebih peduli, tanggap, dan berdaya.
Persiapan 17 Agustus: Dari Seremonial Menuju Substansi
Kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan biasanya diwarnai dengan kemeriahan: panggung rakyat, lomba anak-anak, jalan sehat, dan berbagai hiburan. Namun Karang Taruna Kecamatan Jrengik bersepakat bahwa perayaan tahun ini harus lebih bermakna.
Maka agenda 17 Agustus yang akan digelar di masing-masing desa disarankan tetap melibatkan masyarakat luas, tetapi dibarengi dengan unsur edukatif dan sosial.
Kegiatan seperti upacara bendera, penghormatan kepada para pejuang lokal, hingga pengajian kemerdekaan menjadi alternatif yang disiapkan untuk menggantikan aktivitas yang hanya bersifat hiburan.
Pemuda juga didorong untuk menginisiasi program edukasi, seperti lomba baca puisi perjuangan, pidato kepemudaan, hingga literasi sejarah lokal.
“Selama ini perayaan 17 Agustus identik dengan lomba-lomba meriah. Tapi tahun ini kami ingin lebih dari itu — bukan sekadar berlomba, tapi menciptakan ruang yang bisa menumbuhkan semangat belajar, berpikir, dan peduli." ujar Nuryanto.
Rangkaian ini juga akan memperhatikan kesiapan desa masing-masing, termasuk aspek dana, lokasi, serta pelibatan tokoh masyarakat. Dengan cara ini, 17 Agustus tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga waktu untuk refleksi dan menyalakan semangat gotong royong.
Sunat Massal Gratis: Menyentuh Warga Tak Terjangkau Layanan
Poin kedua yang menjadi sorotan utama adalah agenda sunat massal gratis. Didorong oleh kenyataan bahwa banyak keluarga kurang mampu yang menunda menyunatkan anaknya karena keterbatasan biaya, Karang Taruna menggagas kegiatan ini sebagai langkah nyata memberi solusi.
Bekerja sama dengan Rumah Sakit Qonaah, Karang Taruna akan menyusun daftar peserta melalui koordinasi tingkat desa. Proses seleksi dilakukan berbasis data lapangan, dengan memprioritaskan anak-anak yatim, anak dari keluarga miskin, serta mereka yang belum pernah mendapat bantuan sejenis sebelumnya.
Sunat massal ini tidak hanya menyasar aspek medis. Para peserta juga akan mendapatkan edukasi tentang kesehatan reproduksi dasar, perawatan luka, serta pendampingan psikologis ringan bagi anak-anak yang takut atau cemas.
Rumah Sakit Qonaah menyiapkan tenaga medis berpengalaman dan prosedur yang aman serta ramah anak.
Selain layanan sunat, peserta akan menerima bingkisan, konsumsi, dan sertifikat. Semua kegiatan akan didokumentasikan sebagai laporan kegiatan serta pertanggungjawaban moral kepada masyarakat.
“Sunat massal ini bukan hanya bentuk pelayanan kesehatan. Ini bentuk rasa sayang kami, pemuda, kepada anak-anak desa yang mungkin selama ini tak pernah mendapat prioritas,” ungkap Noval Ketua Karang Taruna Asem Nonggal.
Kegiatan akan dilakukan secara bertahap di desa-desa yang siap menjadi tuan rumah. Koordinasi lintas Karang Taruna desa akan memastikan pelaksanaannya berjalan lancar, tertib, dan aman.
Onay