RSI Banjarnegara Kembali Pulangkan Pasien Hipertensi, DM dan Suspec yang Seharusnya Dirawat Inap – Ada Apa?

Zulkarnaen_idrus
0

Banjarnegara – Bahribantenreborn.net |
Ironi kembali terjadi di dunia pelayanan kesehatan Banjarnegara. Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara disebut kembali memulangkan pasien dalam kondisi lemah dan berisiko tinggi, meski dinilai membutuhkan perawatan intensif. Kejadian ini menimpa Turwanti, warga Desa Danakerta RT 03/RW 08, pada Sabtu (2/8/2025).


Pasien diketahui memiliki riwayat hipertensi, diabetes melitus (DM), dan suspec sejak lama. Kondisinya makin memburuk: kedua kaki sulit digerakkan, tubuh lemas, ulu hati sakit, dan mual hebat. Karena tidak mampu ke rumah sakit sendiri, Turwanti dibantu relawan Yayasan Bumi Sehat Banjarnegara, diantar ke Puskesmas Punggelan 1. Namun, kamar penuh.


Relawan bernama Nursoleh, yang juga wartawan Wartaindonesianews, kemudian mengupayakan agar pasien dirujuk ke RSI Banjarnegara. Sayangnya, usai diperiksa dokter IGD, pihak RSI menyatakan tidak ada indikasi kegawatdaruratan, sehingga pasien tidak diterima rawat inap.


Tidak menyerah, pasien lalu dibawa ke Puskesmas Wanadadi 1, di mana perawat dan dokter menyimpulkan bahwa pasien harus dirawat di rumah sakit, dengan pengawasan dokter spesialis, mengingat penyakit kronisnya tidak terkendali sejak Februari 2025.


Perawat IGD Warno mengatakan, “Pasien ini sudah lemah, respon kaki menurun, hipertensi dan DM-nya tidak terkontrol. Ini jelas butuh penanganan rumah sakit.”


Puskesmas pun menghubungi PKU Muhammadiyah Banjarnegara, namun kembali kandas—ruang perawatan penuh. Barulah saat menghubungi RSUD Hj. Lasmanah Banjarnegara, pasien akhirnya diterima dan dirawat inap secara layak setelah melalui SOP rujukan resmi.


Menanggapi hal ini, Nursoleh mencoba menghubungi Humas RSI Banjarnegara via WhatsApp. Pihak rumah sakit hanya menjanjikan akan melakukan evaluasi terhadap SOP IGD. Saat dihubungi secara langsung, Karu IGD RSI Suyanto juga tidak memberikan solusi dan tetap menyatakan bahwa pasien tidak memenuhi kriteria untuk dirawat.


RSI Hanya Rawat Pasien Hampir Sekarat?

Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah RSI Banjarnegara hanya menerima pasien yang sudah dalam kondisi kritis parah? Jika pasien dengan tiga penyakit kronis sekaligus, kondisi lemah dan gangguan motorik, dinyatakan tidak cukup gawat untuk dirawat, maka standar kegawatdaruratan seperti apa yang digunakan?


Nursoleh menyayangkan sikap RSI. “Kami berharap tidak ada lagi pasien yang ditolak begitu saja hanya karena tidak ‘cukup darurat’. Kalau RSUD Hj. Lasmanah bisa terima, kenapa RSI tidak?”


Yayasan Bumi Sehat Banjarnegara menyerukan agar pihak RSI berbenah dan lebih berpihak pada keselamatan pasien, bukan sekadar mengikuti aturan birokrasi sempit tanpa empati.


Kini publik bertanya:
"Apakah RSI Banjarnegara hanya rumah sakit untuk pasien sekarat?"
"Bagaimana jika kejadian ini menimpa keluarga Anda sendiri?"

Redaksi: Bahribantenreborn.net

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top