Bahribantenreborn.net | Medan — Aksi arogan dan kekerasan oknum sopir Mobil Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pertapahan Lubuk Pakam terhadap pengemudi angkot Alexander Tarigan menjadi sorotan keras publik. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (8/10/2025) sekitar pukul 18.00 WIB di Gang Pahlawan, Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Delitua.
Kejadian bermula ketika Alexander hendak menyalip mobil SPPG di Jalan Besar Delitua, depan Perumahan Mercy. Sopir mobil dinas itu menyerempet kaca spion dan bemper angkot korban, lalu melaju cepat tanpa bertanggung jawab. Alexander mengejar hingga Gang Pahlawan, dan di sana ia dijebak dan dikeroyok oleh sopir SPPG bersama beberapa rekannya, sementara pelaku utama memegangi tangan korban agar tak bisa melawan.
Akibat pengeroyokan tersebut, Alexander menderita luka di wajah dan kepala. Korban segera membuat laporan ke Polsek Delitua dengan nomor LP/B/493/X/2025/SPKT/Polsek Delitua/Polrestabes Medan.
Saksi mata, Ananda Keliat, menegaskan, sopir SPPG sempat berucap arogan:
"Kalian nggak tahu ini mobil siapa? Ini mobil negara!”
Bahribantenreborn.net menekankan, tindakan pelaku jelas melanggar hukum pidana Indonesia, termasuk penganiayaan (Pasal 351 KUHP) dan pengeroyokan (Pasal 170 KUHP), yang dapat dijerat dengan pidana penjara hingga 7 tahun. Status mobil dinas tidak memberikan kekebalan hukum, dan pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.
Korban menuntut penindakan tegas aparat kepolisian:
"Saya berharap semua pelaku segera ditangkap dan diproses sesuai hukum. Jangan sampai mereka merasa bebas hanya karena mobil milik negara,” tegas Alexander.
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi semua aparatur publik: kekerasan dan pengeroyokan adalah tindakan kriminal yang tidak ditoleransi. Bahribantenreborn.net akan terus mengawal proses hukum, memastikan pelaku mendapat sanksi setimpal sesuai KUHP.
Reporter: IG/Red
Editor: Zoel Idrus
