Bahri Banten Reborn.NET - Kabupaten Tangerang -
Telah terjadi dugaan aksi pengeroyokan terhadap seorang warga bernama Sopiyan Maulana pada Minggu dini hari, 25 Mei 2025 sekitar pukul 00.00 WIB. Peristiwa ini terjadi tepat di depan rumah korban, di wilayah RT 01 RW 03, Kampung Kebun Besar, Desa Kosambi Barat, Kabupaten Tangerang.
Berdasarkan keterangan korban dan saksi mata, insiden berawal saat korban menegur seseorang yang tengah nongkrong di gang tak jauh dari depan rumahnya. Orang tersebut mengaku sedang menunggu rekannya yang bernama Okta. Namun, tak lama setelah teguran itu, korban justru menjadi sasaran kekerasan oleh sekelompok orang yang diduga berjumlah sekitar 10 orang.
“Saya hanya menegur karena sudah larut malam, malah saya yang dipukuli,” ujar Sopiyan dalam keterangannya.
Korban menyebut bahwa dua pelaku utama diduga merupakan pegawai dari pemilik usaha bernama Dado, yang saat kejadian turut berada di lokasi bersama saudaranya Junaidi. Ironisnya, keduanya tidak melakukan upaya pencegahan atau peleraian meski berada di tempat kejadian.
Aksi kekerasan tersebut terekam kamera CCTV dan turut disaksikan dua saksi lainnya, yaitu Muhamad Almirat dan Dul Kabul, yang juga mengalami kekerasan dalam insiden tersebut.
Sopiyan menyesalkan sikap pihak terlapor yang justru lebih dulu melaporkan kejadian ke kepolisian disertai bukti visum, seolah membalikkan fakta. Sementara laporan yang diajukan oleh pihak korban ke Polsek Teluknaga tidak langsung mendapatkan tindak lanjut. Korban bahkan sempat mendatangi kantor polisi untuk kedua kalinya guna menanyakan kelanjutan laporannya dan baru setelah pemeriksaan ulang, ia menerima bukti laporan dengan nomor: TBL/LP/B/81/V/2025.
Pihak keluarga korban dan warga sekitar mendesak agar aparat penegak hukum bertindak profesional dan adil dalam menangani kasus ini. Mereka juga menyoroti adanya indikasi keberpihakan dari oknum aparat yang terkesan menganggap remeh laporan korban, meski sudah dilengkapi dengan bukti visum dan saksi-saksi.
“Kami berharap keadilan ditegakkan. Jangan sampai hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas,” ujar Jaya, salah satu tokoh warga.
Hingga berita ini diterbitkan, korban dan keluarga masih menunggu kepastian hukum dan berharap laporan tersebut diproses secara transparan dan objektif.
(Onay)