BINJAI | Bahribantenreborn.net – Operasi Patuh Toba 2025 resmi digelar di wilayah hukum Polda Sumatera Utara sejak 14 Juli lalu. Namun, hanya dalam empat hari pertama, Polres Binjai sudah mencatat 430 pelanggaran lalu lintas—angka yang mencerminkan masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan di jalan.
Dikonfirmasi media ini, Kasat Lantas Polres Binjai AKP Syamsul A. Batubara, S.H., M.H. menjelaskan bahwa 90 pelanggar diberikan sanksi tilang, sementara 340 lainnya hanya mendapat teguran tertulis.
"Masih didominasi pelanggaran klasik—pengendara tanpa helm, tidak membawa SIM, STNK, bahkan melanggar rambu secara terang-terangan," tegas AKP Syamsul. Ironisnya, pola pelanggaran ini terus berulang setiap tahun tanpa perubahan signifikan.
Sementara itu, Kapolres Binjai AKBP Bambang C. Utomo, S.H., S.I.K., M.Si. melalui Kasi Humas AKP Junaidi, mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap enteng aturan lalu lintas.
"Kelengkapan surat-surat kendaraan dan kepatuhan di jalan bukan sekadar formalitas, tapi bagian dari keselamatan diri dan orang lain," tegas AKP Junaidi.
Namun demikian, sejumlah pengamat lalu lintas menilai bahwa penindakan saja tidak cukup. Dibutuhkan pendekatan edukatif dan pembenahan infrastruktur jalan agar masyarakat bukan hanya takut ditilang, tapi sadar pentingnya keselamatan.
Operasi Patuh Toba 2025 akan berlangsung hingga 27 Juli 2025. Namun, jika angka pelanggaran seperti ini terus berlanjut, perlu dipertanyakan: apakah operasi ini sekadar agenda tahunan, atau benar-benar menyasar perubahan perilaku?
(Bahribantenreborn.net | Tim Redaksi | Humasresbinjai)