Tangerang – Bahribantenreborn.net | Keresahan warga Pakuhaji soal maraknya peredaran minuman keras (miras) dan obat-obatan terlarang mencuat dalam kegiatan Ngopi Kamtibmas yang digelar di Kampung Sahabat, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Kamis (21/8/2025) malam.
Acara yang dihadiri Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Dr. Raden Muhammad Jauhari, S.H., S.I.K., M.Si., serta sekitar 60 warga, tokoh masyarakat, dan perangkat desa itu menjadi ajang terbuka bagi masyarakat untuk menyampaikan unek-unek mereka.
Kapolres menegaskan, forum ini bukan seremonial semata, melainkan sarana mendengar langsung keresahan warga.
“Saya ingin mendengar keluhan bapak-ibu semua, terutama tentang kenakalan remaja, tawuran, dan penyalahgunaan obat-obatan. Ini masalah serius yang tidak bisa kita biarkan,” tegas Kapolres.
Lebih jauh, ia juga mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap informasi bohong di media sosial yang bisa memecah belah.
“Kalau ada informasi yang meresahkan, pastikan dulu kebenarannya. Jangan mau diadu domba,” pesannya.
Kapolsek Pakuhaji, AKP Rokhmatulloh, secara gamblang mengungkap bahwa wilayahnya tidak bebas dari masalah narkoba.
“Baru tiga bulan bertugas, sudah ada dua orang yang kami tangkap terkait obat tramadol. Ini bukti bahwa peredaran obat terlarang nyata ada di sekitar kita,” ungkapnya.
Pernyataan itu memperkuat keresahan warga. Ketua APDESI Pakuhaji, H. Mulyadi, bahkan secara terbuka menagih ketegasan aparat.
“Jangan hanya sekadar razia sekali dua kali, Pak. Warga ingin ada langkah nyata dan berkelanjutan. Jangan sampai miras dan obat-obatan merusak generasi muda kami,” desaknya.
Kapolres menanggapi tuntutan tersebut dengan janji tegas.
“Kami tidak akan berhenti di tengah jalan. Semua masukan akan kami tindaklanjuti bersama pemerintah kecamatan dan perangkat desa. Peredaran miras dan obat-obatan akan kami sikat habis,” tegas Kombes Jauhari.
Bahribantenreborn.net menyoroti, keresahan warga Pakuhaji bukan tanpa alasan. Miras dan obat-obatan terlarang sudah menjadi ancaman nyata di tengah masyarakat, merusak moral anak-anak muda, dan memicu tindak kriminal. Kini, publik menanti bukti nyata dari janji kepolisian: apakah razia dan penindakan benar-benar akan berlanjut secara konsisten, atau sekadar wacana saat acara formalitas?
Redaksi: Bahribantenreborn.net
